Emulsi yang dapat
distabilkan dengan melakukan homogenisasi jika terdapat emulsifier dapat di
spray drying untuk memproduksi mikroenkapsulasi bubuk berlemak. Protein, pati
termodifikasi, atau hidrokoloid dapat digunakan sebagai agen emulsi. Bahan
bukan agen pengemulsi dan larut air seperti gula atau pati terhidrolisis dapat digunakan
sebagai bahan pengisi. Kombinasi emulsifier dan pengisi seperti pati
termodifikasi atau Acacia gum dapat digunakan.
Globula lemak dalam
protein susu mempunyai diameter partikel 0,5 µm. partikel bubuk lemak yang
dimikrokapsulasi menggunakan spray dried mempunyai diameter 35-75 µm atau lebih
besar.
Lemak akan menjadi inti material dan emulsifier dan
pengisi sebagai dinding material. Beberapa lemak berperan sebagai inti, dimana
salah satu material dinding merupakan agen emulsifier. Partikel bubuk spray
dried juga mengandung sebuah vakuola yang besar di tengah dengan diameter
mencapai 15 µm atau lebih dengan vakuola kecil sampai sedang ukurannya di
dinding. Salah satu keuntungan dari mikroenkapsulasi adalah beberapa lemak atau
minyak dapat diubah menjadi bentuk bubuk, menggunakan beberapa material
emulsifier atau pengisi untuk dipilih.
Level rendah lemak pada permukaan dari partikel spray dried seharusnya
menghasilkan powder flow properties
yang lebih baik dari higher fat powder
menggunakan pengering tradisonal. Inti lemak harus dihindarkan dari keberadaan
material prooksidan seperti oksigen di udara sehingga dapat memperpanjang masa
simpan dari produk bubuk.
Hipotesis yang
digarisbawahi dari teknik mikroenkapsulasi, adalah ukuran emulsi globula lemak
yang kecil, kecepatan untuk membentuk agregat dan pergabungan dari globula
rendah. Dalam tahapan spray drying, tingkat dari penggabungan rendah, kecepatan
difusi minyak menuju permukaan partikel bubuk rendah, permukaan lemak rendah,
dan kecepatan oksidasi rendah. Komposisi permukaan (persen lemak, protein, dan
filler) dari partikel bubuk dapat diukur menggunakan spektroskopi elektron
untuk analisa kimia (ESCA).
Peran komposisi
emulsifier
Penelitian terdahulu tentang komposisi mikroenkapsulasi
metode spray drying dengan produk susu menggunakan lemak susu anhidrous pada
level 10-75%. Konsentrat Whey Protein dengan 50-75% protein dan Isolat whey
protein (WPI, 95% whey protein) digunakan sebagai protein enkapsulasi dengan
laktosa dan karbohidrat lain dalam berbagai rasio bahan pengisi. Emulsi dengan
10-30% padatan telah dihomogenisasi pada 50º MPa dengan 4 Pass. Mereka
menggunakan aturan Rendemen Enkapsulasi (MEY) dari bubuk didefinisikan sebagai
kandungan bubuk lemak (%)/ kandungan lemak pada emulsi yang bervariasi dari 91
hingga 99%. Penelitian ini juga menggunakan aturan Efisiensi Enkapsulasi (MEE)
yang sama dengan 100-kandungan lemak bebas (g/100 g lemak)
Penelitian yang lain berfokus utama pada sodium kaseinat
tetapi dibandingkan dengan whey protein sebagai emulsifier, dengan laktosa
sebagai pengisi dalam berbagai perbandingan. Penelitian ini menggunakan
mikrofluidizer untuk menghomogenkan emulsi pada 100 MPa x 8 Pass. Dari penelitian ini didapatkan hasil
kemampuan dari protein untuk melapisi permukaan dari partikel bubuk berkaitan
dengan penurunan tegangan permukaan dari protein. Sodium
kaseinat adalah penurun tegangan permukaan yang paling dikenal dan dapat pula
merupakan mikroenkapsulasi protein yang terbaik. Kemampuan dari sodium kaseinat
untuk menyerap dan melapisi pertikel globula lemak berimbas pada peningkatan
penutupan permukaan dari protein, dan yang lebih rendah adalah permukaan lemak.
Lemak
Beberapa hal yang berhubungan dengan lemak yang digunakan
dalam mikroenkapsulasi yaitu ukuran
globula, kandungan, dan titik leleh
Emulsifier
Perlu diperhatikan dalam penggunaan emulsifier adalah kandungan
susu protein. Jenis emulsifier yang bniasa digunakan diantaranya adalah Caseinate Sodium, Whey
Protein Bubuk, dan Susu Bubuk Skim.
Filler
Digunakan sebagai
pengisi yaitu Laktosa
Susu Garam
Tinggi protein whey: rasio laktosa pada tingkat rendah garam dalam emulsi mengurangi agregasi globul lemak yang diukur dengan nilai (v, 0,9) D.
Tinggi protein whey: rasio laktosa pada tingkat rendah garam dalam emulsi mengurangi agregasi globul lemak yang diukur dengan nilai (v, 0,9) D.
Kristalisasi dari Laktosa
Laktosa dalam keadaan amorf dalam bubuk susu. Namun,
susu bubuk saat terkena udara dengan aktivitas air tinggi, laktosa amorf ditransformasikan ke α-kristal, pori-pori baru yang dihasilkan, meningkatkan ukuran
partikel, dan perubahan porositas bubuk.
Alternatif Emulsifier-Pengisi
Dapat
digunakan sebagai alternatif yaitu Acacia Gum, Pati Lipophilized
Udara
Daya simpan meningkat
seiring dengan volume vakuola dari mikroenkapsulasi bubuk menurun.
Peran Pengolahan
Homogenisasi : Tekanan, Number of Pass
Penurunan ukuran globula lemak tergantung pada tekanan
homogenisasi dan number of passes dalam penambahan pada komposisi emulsi yang
telah ditentukan, Ukuran globula lemak
memiliki nilai tengah dari 0,34 sampai 0,54 mikrometer . Hasil dari beberapa
penelitian terdahulu menunjukan bahwa mikroenkapsulasi menggunakan SMP akan
meningkatkan umur simpan berkaitan dengan penurunan lemak yang bebas tetapi
bukan dalam permukaan lemak dari bubuk.
Kondisi Spray
drying
Kondisi spray drying seperti suhu
saluran masuk udara, temperatur udara keluar dan ukuran nosel mempengaruhi sifat bubuk mikroenkapsulasi. Kondisi pengeringan harus dipilih untuk meminimalkan lemak bebas dan permukaan. Ini
adalah saluran masuk yang rendah dan suhu keluar untuk mengurangi viskositas dan difusivitas lemak selama
pengeringan. Ukuran nozel yang lebih besar dan tingkat padatan emulsi yang lebih besar memberikan partikel yang lebih besar luas
permukaan yang lebih rendah lemak bebas dan permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Onwulata, Charles. 2005. Encapsulated and Powdered
Foods. Taylor & Francis Group, LLC .CRC
Press is an imprint of Taylor & Francis Group